Rilis Inflasi Bulan Agustus Tahun 2023

Rilis Inflasi Bulan Agustus Tahun 2023

Inflasi pada Agustus 2023 tetap terjaga dalam sasaran 0.08%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2023 tercatat inflasi 4,13% (yoy) dan 0,11% (mom). Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Dengan perkembangan tersebut.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo, delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur mengalami inflasi pada Agustus 2023. Delapan kota itu adalah Jember, Banyuwangi, Sumenep, Kediri, Malang, Probolinggo, Madiun dan Surabaya.

Kota Probolinggo mengalami inflasi keenam setelah Kediri dan Malang dengan inflasi sebesar 0,08 %. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep dengan besaran 0,16 %. Dan inflasi terendah di Madiun 0,02%  jelas Kepala BPS Kota Probolinggo Heri Sulistio, Senin 25 September 2023 siang, saat mengisi program Suara Inflasi di radio kebanggaan masyarakat Kota Probolinggo, Radio Suara Kota FM.

Penyumbang utama inflasi Agustus 2023 :

  • beras sebesar 0,4550%,
  • rokok kretek filter sebesar 0,2232%,
  • telur ayam ras sebesar 0,1463%,
  • bawang putih sebesar 0,1020%,
  • daging sapi sebesar 0,0769%,
  • tongkol diawetkan sebesar 0,0648%,
  • tahu mentah sebesar 0,0481%,
  • kacang panjang sebesar 0,0459%,
  • rokok kretek sebesar 0,0346% dan
  • garam sebesar 0,0341%.

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu cabai rawit sebesar 0,3488%, minyak goreng sebesar 0,2465%, bawang merah sebesar 0,2295%, cabai merah sebesar 0,1421%, daging ayam ras sebesar 0,0644%, tomat sebesar 0,0614%, ikan layang/ ikan benggol sebesar 0,0569%, cumi-cumi sebesar 0,0384%, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu sebesar 0,0286% dan kol putih/kubis sebesar 0,0242%

“Pada inflasi kali ini, beras dan rokok kretek filter menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Agustus 2023. Sehingga turut memberikan andil inflasi di Kota Probolinggo sebesar 0,68%,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kota Probolinggo drg. Ninik Ira Wibawati, M.QIH mewakili anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengatakan, inflasi merupakan lambang kenaikan perekonomian yang dipengaruhi oleh adanya indeks harga konsumen atau bisa juga dikatakan dengan meningkatnya jumlah permintaan barang, sementara ketersediaan stok kurang memenuhi sehingga terjadi kenaikan harga.

Lebih lanjut dijelaskan, dilihat dari neraca ketersediaan pangan Kota Probolinggo di bulan lalu, antara hasil produksi yang dihasilkan petani dengan kebutuhan pasar, ada beberapa komoditas yang belum dapat terpenuhi.
Diakui, harga beras memang sempat melonjak tinggi. Dikarenakan pengaruh badai elnino yang menyebankan kemarau Panjang, dan harga gabah kering yang tinggi yang dipengaruhi oleh harga dan ketersediaan pupuk.

Sementara itu, mencermati kondisi perekonomian Kota Probolinggo diharapkan masyarakat mulai mengganti beras dengan komoditi lain, dan juga lebih hemat hahan pangan, selaras dengan Gerakan STOP BOROS BAHAN PANGAN.

LINK TERKAIT